TAILING
( Limbah Pertambangan )
Pengertian Tailing
Tailing adalah limbah batuan atau tanah halus sisa-sisa dari pengerusan dan pemisahan (estraksi) mineral yang berharga (tembaga, emas, perak) dengan bahan tambang. Tailing terdiri dari 50% praksi pasir halus dengan diameter sekitar 0,075 � 0,4 mm dan 50 % terdiri dari praksi lempung dengan diameter kurang dari 0,075 mm.
Bahan tambang baik itu batuan, pasir maupun tanah setelah digali dan dikeruk, lalu estrak bumi (mineral berbahaya) yang persentasenya sangat kecil dipisahkan lewat proses pengerusan, bahan tambang yang begitu banyak disirami dengan zat-zat kimia (cianida, mercury, Arsenik) lalu bijih emas tembaga atau perak disaring oleh Carbon Filter, proses pemisahan dan penyaringan mineral ini menyisakan Lumpur dan air cucian bahan tambang yang disebut tailing , mineral berharga diambil, sedangkan tailing akan terbawa bersama zat-zat kimia yang mengandung logam berat/beracun lainnya.
Tailing merupakan hasil akhir dari suatu operasi penambangan.
Setelah mineral diekstraksi dari bijih dengan leaching, flotasi dsb, tailing biasanya dikentalkan sebelum di discharge ke pembuangan
Sifat Tailing
- Sifat tailing sangat tergantung kepada asal ore, proses mineralisasi, apakah teroksidasi atau tidak dsb. Berikut diberikan beberapa contoh ukuran dari tailing yang berasal dari input dengan density yang berbeda yaitu, batubara, emas - perak dan timah hitam - seng dimana densitas tailing yang terendah adalah batubara dan yang terberat adalah timah hitam.
- Disini perlu mendapat perhatian bahwa ukuran partikel sebenarnya sangat tergantung apakah flocculant digunakan dalam prosess ekstraksi dan apakah dispersant digunakan dalam proses hydrometer untuk tujuan size analysis
Metode Pembuangan Tailing
- Hampir semua tailing dipompa atau disalurkan secara gravitasi ke pembuangan tailing sebagai slurry dengan kadar air yang tinggi. Slurry di discharge ke tempat penampungan/pembuangan melalui satu titik (beberapa titik)
- Buangan dari prosesing plant dapat dibuang ke daerah pantai tailing (sub aerial deposition) atau jika curah hujan tinggi dan evaporasi rendah atau ditemukannya palung laut yang dalam maka sub aqueous deposition dapat digunakan.
Tailing Dam
Tailing dam dapat dibangun dengan banyak cara, baik menggunakan earth and rock fill dam (biasanya menggunakan waste) dengan prinsip sama seperti membuat dam penyimpan air atau meggunakan tailing itu sendiri. Kerugian jika pembangunan dam seperti pembangunan dam penyimpan air maka akan diperlukan biaya yang tinggi pada awal operasi untuk pembangunan dam dan kecenderungan over safe.
Sistem Pembuatan Dam
- Sistem upstream
- Sistem down stream
- Sistem centerline
- Sistem gabungan upstream dan down stream
Agar rembasan dapat dikontrol lebih baik, maka dibuat internal drainage zone. Pada sistem upstream menggunakan stater dike dan blanket drain sebagai drainage zone. Untuk down stream drainage zone dibangun dalam bentuk miring sejajar dengan permukaan dan digabung dengan blanket drain. Sedangkan untuk certerline berupa tegak lurus dan blanket drain.
Banyak tailing dam dibangun dengan prinsip dam penyimpan air karena dengan alasan,
- Tailing mengandung lempung/liat tinggi.
- Lingkungan yang basah (curah hujan tinggi).
- Keinginan untuk mengurangi rembasan.
- Konsultant hanya berpengalaman dalam perencanaan dam air
Beberapa metode yang tidak umum yaitu:
- Metode pembuangan tailing yang dikentalkan (paste). Tailing yang sudah kental diletakkan pada tempat terbuka atau dibuang ke laut dalam. Kerugian jika dibuang ke tempat terbuka adalah sangat sukar untuk mengontrol erosi dan run off
- Dibuang ke sungai (Freeport, Bougainville)
- Dibuang ke laut (Batu hijau)
- Gabungan dari cara di atas
Bentuk Tailing Dam
- Ring Dyke/Turkeys Nest
- Cross Valley
- Side Hill
- Bottom Valley
Tidak ada komentar:
Posting Komentar